Berburu Hewan untuk Makan, Wanita Ini Hemat Uang Belanja Hingga Rp 230 Juta

Berburu Hewan untuk Makan, Wanita Ini Hemat Uang Belanja Hingga Rp 230 Juta

SumoQQLounge – Umumnya ibu-ibu akan ke pasar atau supermarket saat ingin memasak daging sapi atau ayam. Tapi ibu yang satu ini berbeda dari kebanyakan. Tui Marama Keenan dari New Zealand tidak akan mendatangi supermarket, pasar tradisional ataupun toko groseri online untuk sepotong daging. Tapi dia akan mengambil senapan, pergi ke luar rumah, dan berburu hewan sendiri sebagai makanannya.

Sudah satu tahun belakangan ini, wanita 40 tahun tersebut berburu hewan untuk dimasak dan disantap keluarganya. Cara hidup seperti ini membuat uang belanjanya lebih hemat. Dalam setahun, ia bisa menyisihkan uang hingga USD 16 ribu atau sekitar Rp 230 juta.

Tui tidak sendirian saat berburu. Ia berburu rusa, babi, kambing, kelinci hingga lobster bersama suaminya Comrie, yang seorang petugas kepolisian. Tui sendiri merupakan mantan polisi wanita.

Terkadang, warga Gisborne, New Zealand, ini juga mengajak anak-anaknya ikut berburu. Biasanya mereka akan mencari hewan berkaki empat di hutan atau ikan-ikanan.

Agen Poker
Berburu Hewan

Sekali berburu Tui bisa mendapatkan daging untuk seluruh keluarganya yang jika dibelinya di supermarket, bisa menghabiskan biaya USD 600 atau RP 8,6 jutaan per minggu. Terkadang ia juga menukarkan daging hewan hasil buruannya dengan bahan makanan lain dari teman atau tetangga, sehingga uang belanja makin bisa dihemat.

Kebiasaan ibu lima anak ini berburu hewan untuk makan membuatnya didapuk menjadi bintang reality TV ‘Hunting with Tui’. Program acara tersebut meliputi aktivitas Tui saat berburu bersama keluarganya.

“Awalnya aku tidak terlalu suka berburu (ketika masih kerja di kepolisian), aku tidak terlalu suka senapan. Aku berada di arena tembak setiap malam dan anak-anakku harus duduk menunggu di mobil dan melihat ibu mereka menembak sasaran,” ujar Tui, yang menjalani latihan tembak selama enam bulan.

BandarQ Terpercaya – Keengganan Tui berburu berubah jadi hobi, ketika ia baru melahirkan dan mengalami peningkatan hormon, yang membuatnya lebih emosional. Hewan pertama yang ditembaknya adalah seekor rusa hutan.

“Itulah yang terjadi ketika aku menembak rusa pertamaku. Sebuah insting alami dan sesuatu di dalam diriku berkata, ‘Aku diciptakan untuk melakukan ini’, dan aku tidak pernah berhenti sejak saat itu,” ungkapnya.

Menurutnya perburuan hewan yang dilakukannya bukan sekadar menembakkan senapan dan mendapatkan kepuasan. Tapi juga agar lebih terkoneksi pada alam dan tanah yang ia pijak. Berburu, menguliti dengan benar dan memotong-motong lalu menyimpannya di freezer membuat dirinya dan keluarga jadi lebih menghargai sebuah proses.

“Semua langkah ini memengaruhi hasil akhir produk dan rasanya. Membuatku bangga bisa mengajari anak-anakku seluruh proses ini. Aku bersyukur tinggal di negara yang membolehkan kami berburu di lahan umum, atau lahan kami sendiri untuk cari makan,” pungkasnya.

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *