Tubuh Gemuk Sering Dianggap Buruk, Namun Ternyata Ada Manfaatnya

Tubuh Gemuk Sering Dianggap Buruk, Namun Ternyata Ada Manfaatnya

SUMOQQ LOUNGEBANDAR TERPERCAYA Tubuh gemuk sering kali dianggap oleh sebagian orang itu sangat buruk sementara tubuh yang
langsing dianggap lebih bahagia dan lebih sehat.

Beberapa faktor penyebab munculnya pendapat tersebut tentunya selama ini seperti obesitas yang sering dikategorikan sebagai memiliki berat badan
secara berlebihan yang berdampak pada kesehatan anda.

Namun, beberapa penelitian jusru menemukan pengecualian akan hal tersebut, di mana bertubuh gemuk memiliki manfaat kesehatan yang tersembunyi, dan sama sekali tak terduga

Beberapa penelitian di masa lalu menunjukkan bahwa adipositas kelebihan berat badan, bukan obesitas bisa menjadi solusi dari beberapa gangguan kesehatan. Penasaran?, Langsung saja.

Manfaat Tak Terduga Dari Tubuh Gemuk :

Pemulihan Tubuh yang Cepat

Jika beberapa kuman atau infeksi berhasil melewati benteng pertahanan tubuh, maka lemak akan maju untuk menyelamatkan sekali lagi ketika saatnya pulih.

Ketika Anda sakit, tubuh Anda mungkin membutuhkan lebih banyak energi untuk sembuh dengan baik, tutur Brian Kit, seorang dokter anak kenamaan di Inggris.

Sampai batas tertentu, lemak ekstra dapat memberikan dorongan penting sehingga Anda dapat kembali pulih dengan lebih cepat,

Kit mencatat bahwa jaringan lemak, serta hormon yang dilepaskannya, meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh dengan menyediakan cadangan energi vital dan agen antiinflamasi.

Akibatnya, meskipun orang bertubuh gemuk lebih rentan terhadap masalah kesehatan yang serius, namun akan lebih jauh dari risiko
kematian dibandingkan pengidap kondisi serupa dengan BMI yang kurang.

Penyakit jantung, misalnya, empat kali lebih mungkin untuk menyudahi kehidupan seseorang dengan BMI ‘sehat’ daripada individu yang dianggap kelebihan berat badan, jelas kaki.

Sistem Kekebalan Lebih Kuat

Sekelompok ahli sitologi mengatakan bahwa lapisan dalam lemak di sekitar organ individu yang gemuk (disebut lemak omentum) dapat berinteraksi
pada tingkat sel dengan sistem kekebalan tubuh.

Proses tersebut membantu dalam pengaturan respon sistem kekebalan tubuh, di mana lemak ini pada dasarnya menenangkan mekanisme pertahanan biologis, dan mencegahnya mengkompensasi secara berlebihan.

Studi Basis Seluler Regenerasi Jaringan oleh Omentum juga menyinggung sel induk mesenchymal, sel khusus yang ditemukan dalam lemak perut,

Agen Poker – Dan dapat memperbaiki jaringan begitu cepat sehingga, seseorang bahkan tidak pernah melihat adanya kerusakan di awal.

BACA JUGA :

Sulit Terkena Demensia

Sebelumnya, banyak anggapan bahwa kelebihan berat badan dianggap memperbesar peluang seseorang terkena demensia. Namun, rilis sebuah studi pada 2015 mengubah sumsi ini, di mana justru kondisi terkait tetap bisa mendorong tubuh melawan gejala kepikunan.

Diterbitkan oleh jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology, penelitian ini dilakukan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan para ilmuwan di balik penelitian tersebut tetap yakin akan validitas hasil mereka.

Hasil kami harus membuka jalan baru dalam penelitian untuk faktor pelindung demensia, kata ketua peneliti Dr Nawab Qizilbash.

Hasil penelitian dapat digunakan untuk memberikan wawasan dalam mencari mekanisme dan mengembangkan perawatan baru bagi penyakit demensia. Selain itu, dokter, ilmuwan kesehatan masyarakat dan pembuat kebijakan mungkin perlu memikirkan kembali bagaimana mengidentifikasi siapa yang berisiko tinggi untuk demensia,

Jelas jika seseorang kelebihan berat badan yang tidak wajar, maka dia cenderung mencapai usia onset rata-rata yang lebih kecil.

Risiko Sendi Rematik Menurun

Saat ini, banyak orang meyakini bahwa semakin tinggi Indeks Massa Tubuh (BMI) berpeluang menyebabkan nyeri sendi yang parah.

Namun, anehnya, penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Rheumatology, mengidentifikasikan bahwa nyeri sendi yang parah cenderung terjadi pada wanita bertubuh gemuk, dibadingkan pria dengan kondisi tubuh serupa.

Profesor Carl Turesson dari Fakultas Kedokteran Lund University di Swedia, mensurvei 383 pasien, dan menemukan dari data yang

Dikumpulkan bahwa pria yang kelebihan berat badan dan obesitas 63 persen lebih lambat untuk mengalami gangguan muskuloskeletal.

Studi ini menemukan hubungan antara pembacaan BMI tinggi dan kelebihan hormon spesifik; di mana jalur metabolisme yang terkait dengan jaringan adiposa menciptakan penghalang pelindung terhadap timbulnya kondisi radang sendi.

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *