Mengenal manfaat ganja medis

SumoQQ Lounge. Mengenal manfaat ganja medis Salah satu manfaat ganja untuk kesehatan yang telah teruji klinis adalah untuk mengatasi kejang. Ganja yang gunakan untuk keperluan medis ini adalah tanaman ganja yang sudah melalui pemurnian laboratorium untuk ambil kandungan CBD-nya.

Legalisasi ganja untuk pengobatan masih jadi polemik di Indonesia
Legalisasi ganja untuk keperluan pengobatan masih menjadi bahan perdebatan di Indonesia

Legalisasi ganja untuk kepentingan medis masih menjadi pro dan kontra. Sampai belakangan, topik ini kembali mencuat dan mendadak viral di media sosial setelah seorang ibu membawa papan bertuliskan “Tolong, anakku butuh ganja medis” di hari bebas berkendara, alias Car Free Day, pada Minggu (26/6).

Sebelumnya, kasus seputar ganja yang gunakan untuk keperluan pengobatan juga sempat ramai pada 2017. Terutama, setelah seorang PNS, bernama Fidelis kedapatan oleh BNN menanam pohon ganja di halaman rumahnya, untuk pengobatan sang istri yang mengalami syringomyelia.

Lantas, apakah benar ganja benar-benar memiliki manfaat untuk kepentingan medis? Apakah ada efek samping berbahaya yang mungkin timbulkan akibat konsumsinya? Bagaimana regulasinya di Indonesia hingga saat ini? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut.

Apa itu ganja (mariyuana)?

Tanaman ganja mengandung senyawa cannabinoid berupa CBD dan THC
Tanaman ganja mengandung senyawa cannabinoid berupa CBD dan THC

Legalisasi ganja sudah sejak lama menimbulkan pro-kontra. Bukan cuma di Indonesia, melainkan dunia. Di Indonesia sendiri, ganja kelompokkan ke dalam jenis narkotika golongan 1, sehingga penggunaannya larang dan ilegal di Indonesia.

Mariyuana, atau ganja, adalah tanaman atau daun yang memiliki nama latin Cannabis sativa. Di dalamnya, terkandung banyak senyawa cannabis (cannabinoid). Senyawa cannabinoid merujuk pada segala senyawa kimia yang dapat masuk ke dalam tubuh, yang punya efek serupa dari ganja.

Di daun ganja sendiri, terdapat dua senyawa utama dari cannabinoid yang memiliki efek pengobatan, yaitu tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD). 

Kedua senyawa cannabinoid memiliki dua sifat yang berbeda. THC punya sifat psikoaktif yang cukup kuat. Mengutip WHO, psikoaktif adalah golongan obat yang dapat memengaruhi kondisi mental seseorang, seperti persepsi, kesadaran, pemahaman,  suasana hati, dan emosi. Penyalahgunaannya dapat berujung pada ketergantungan.

Sementara itu, CBD duga memiliki sifat antipsikoaktif yang dapat melawan atau mengendalikan efek yang muncul dari THC. Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D., menyebut, CBD memiliki aktivitas farmakologi, salah satunya untuk antikejang

Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, melarang penggunaan tanaman ganja utuh atau turunannya untuk tujuan apa pun, termasuk Indonesia. Akan tetapi, penggunaan CBD dari tanaman rami untuk tujuan pengobatan (dengan konsentrasi THC di bawah 0,3%) perbolehkan.

Potensi manfaat daun ganja untuk kesehatan

Selain Amerika, beberapa negara lain juga telah melegalkan penggunaan ganja untuk keperluan medis dengan peraturan yang cukup ketat. Di Asia sendiri, Thailand menjadi negara Asia pertama yang melegalkan ganja untuk keperluan medis

Berikut ini adalah beberapa manfaat daun ganja untuk kesehatan:

Mengurangi rasa sakit

Cannabinoid (CBD) yang terdapat di dalam tanaman ganja dapat membantu mengurangi rasa sakit. Melansir dari JAMA Network, mariyuana dapat mengurangi rasa sakit kronis tertentu, seperti nyeri neuropati yang sebabkan oleh kerusakan saraf dan serta spastisitas (kontraksi otot yang terus-menerus) akibat multiple sclerosis.

Harvard Medical School juga menyebutkan bahwa CBD dapat membantu mengurangi rasa sakit dengan intensitas sedang dan peradangan yang sebabkan oleh arthritis ketika dioleskan ke kulit.

Berikut ini adalah beberapa kondisi penyebab nyeri kronis yang bisa ringankan oleh CBD dalam ganja:

  • Arthritis
  • Fibromyalgia
  • Endometriosis
  • Migrain

Manfaat ganja juga sebut dapat meredakan efek samping kemoterapi akibat pengobatan kanker, seperti nyeri kronis ataupun kehilangan nafsu makan.

Membantu meringankan kejang pada penderita epilepsi

Kandungan CBD di dalam tanaman ganja telah teruji klinis dapat mengatasi kejang
Kandungan CBD di dalam tanaman ganja telah teruji klinis punya manfaat untuk mengatasi kejang

Ganja medis juga ketahui dapat membantu meringankan kejang yang berhubungan dengan epilepsi

Sebuah penelitian yang muat dalam The Permanente Journal menyebutkan CBD yang telah murnikan dan sesuaikan dosisnya terbukti ampuh untuk mengatasi sindrom Dravet dan sindrom Lennox Gastaut. Keduanya adalah dua bentuk langka dari epilepsi.

CBD juga mungkin berguna untuk pasien yang mengalami kebal terhadap obat epilepsi lainnya. Meski begitu, tetap perlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini.

Guru Besar Farmasi UGM, Zullies Ikawati, juga menyebutkan ganja memang bisa jadi alternatif pengobatan kejang, tapi bukan pilihan utama. 

Membantu mengatasi masalah tidur

Kandungan psikoaktif THC yang ada dalam ganja ketahui juga bisa memberikan efek bahagia atau perasaan relaks dan mengantuk. Efek ganja inilah yang ketahui memberikan manfaat bagi penderita gangguan tidur, seperti insomnia.

Selain itu, rasa sakit yang berkurang akibat efek antinyeri dari ganja juga bisa membantu seseorang tidur lebih nyenyak.

Membantu meringankan efek samping pengobatan kanker

Ganja medis, atau cannabidiol, bekerja dengan cara memengaruhi sistem saraf pusat (otak). Beberapa efek yang muncul dari penggunaan obat ini adalah perasaan relaks. 

Tidak hanya itu, marijuana atau ganja juga ketahui dapat meredakan beberapa efek samping kemoterapi, seperti mual, muntah, nyeri, dan tidak nafsu makan.

Mengutip American Cancer Society, beberapa studi juga tengah meneliti tentang manfaat ganja medis dalam membunuh sel-sel kanker. Dalam uji coba yang akukan di laboratorium, ganja medis ketahui dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker, mengurangi penyebaran, atau bahkan membunuhnya.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa penelitian itu baru lakukan lab dan baru sedikit saja yang dilakukan pada manusia. Meski penggunaan aman untuk perawatan kanker, cannabinoid ini belum mampu menyembuhkan kanker.

Pengobatan kanker, seperti kemoterapi, radiasi, atau kombinasi keduanya harus tetap menjadi cara utama dalam penanganan kanker.

Membantu mengatasi masalah kejiwaan

Salah satu efek ganja adalah dapat memberikan perasaan tenang. Ini karena cara kerjanya yang langsung memengaruhi sistem limbik, yang bertugas mengatur emosi dan perilaku. 

Oleh karena itu, beberapa ahli menganggap bahwa ganja punya manfaat dalam pengobatan gangguan mental, seperti post-traumatic stress disorder (PTSD) dan gangguan kecemasan.

Meski demikian, laporan yang muat dalam National Institute on Drug Abuse menyebutkan sebaliknya. Beberapa studi malah menyebutkan bahwa ganja mungkin saja meningkatkan risiko gangguan mental, seperti skizofrenia, kecemasan, dan depresi. Walau, belum dapat terangkan secara jelas mekanismenya.

Artinya, perlu penelitian yang lebih besar lagi untuk mencari tahu manfaat ganja dalam mengobati masalah kejiwaan.

Membantu mengatasi kecanduan

Mengenal manfaat ganja medis Penelitian terbatas yang lakukan pada manusia menyebutkan bahwa ganja bermanfaat untuk mengatasi kecanduan. Laman Harvard Medical School menyebutkan, CBD dalam ganja yang bersifat antipsikotik diketahui dapat membantu meredam keinginan seseorang terhadap tembakau dan heroin.

Sementara itu, penelitian pada hewan menyebutkan bahwa penggunaan ganja dapat membantu meringankan kecanduan terhadap alkohol, zat cannabis, opium, dan zat stimulan.

AGENT POKER BERKUALITAS

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *