Sikap Bijak saat Nilai Pelajaran Anak Turun, Jangan Dimarahi

Sikap Bijak saat Nilai

SUMOQQ LOUNGE Sikap Bijak saat Nilai Mendekati waktu ujian semester atau ujian kenaikan kelas, bukan cuma anak yang harus mempersiapkan diri. Orangtua juga demikian, dalam hal ini untuk menerima hasil belajar anak nanti. Meski orangtua mengharapkan hasil yang terbaik, hindari menjadikannya beban buat anak.

Kalau ternyata beberapa nilai pelajaran turun, kita gak boleh menunjukkan kekecewaan di depan anak. Sebab, itu akan memperburuk perasaannya. Tetaplah mengapresiasi usaha anak seperti dengan melakukan lima hal berikut ini.

Jangan menyalahkan apalagi memarahi anak

Tanpa orangtua menyalahkan atau memarahi anak, ia pasti sudah merasa terbebani. Sedikit banyak anak tentu sedih dengan penurunan nilainya. Khususnya, jika selama ini anak termasuk berprestasi di sekolahnya.

Jangan memperdalam kesedihan anak dengan sikap yang tidak bijaksana. Penurunan maupun kenaikan nilai mata pelajaran sesungguhnya dapat terjadi pada semua siswa. Hindari berlebihan dalam menyikapinya.

Evaluasi bersama tentang penyebabnya

Walaupun orangtua gak boleh panik melihat hasil belajar anak yang gak sebagus semester sebelumnya, evaluasi tetap di perlukan. Harapannya, penyebab dari penurunan nilai anak dapat di ketahui dan di atasi. Dengan begitu, nilainya gak terus menurun di semester atau kelas berikutnya.

Inilah pentingnya orangtua tidak bersikap menakutkan di depan anak. Jangan sampai anak tak berani terbuka pada orangtua mengenai kesulitan-kesulitan yang di alaminya. Terkadang, penyebab turunnya nilai anak bukan cuma dari dalam di rinya. Bisa pula pengaruh pergantian guru atau ia ada masalah dengan teman-temannya.

Menyemangati anak

Kalau nilai turun, semangat anak dalam belajar biasanya juga terpengaruh. Ada rasa kurang percaya diri ketika ia melihat teman-teman yang lebih unggul. Orangtua mesti membantu anak buat mendapatkan kembali semangat belajarnya.

Namun, semangat di sini jangan cuma di artikan sebagai anak harus mengejar nilai yang lebih tinggi. Itu bakal terasa memberatkannya. Lebih baik menekankan nasihat pada ketekunan dalam belajar, apa pun hasilnya nanti.

Nilai mapel gak di jadikan satu-satunya tolok ukur keberhasilan

Jangan sampai orangtua menyulitkan anak dengan pandangan yang sempit. Seakan-akan orang sukses pasti sejak kecil selalu meraih nilai tinggi di sekolah. Padahal, bidang kesuksesan sangat luas.

Contohnya, orang yang akhirnya mendalami sastra tidak membutuhkan nilai matematika yang tinggi. Atlet juga lebih memerlukan ketahanan fisik daripada nilai bagus dalam pelajaran selain olahraga. Lihat potensi dalam diri anak biar kita tak menjadikan nilai pelajaran sebagai satu-satunya tolok ukur keberhasilan.

Mendiskusikan les yang akan di ambil semester depan

Anak perlu di libatkan dalam pengambilan keputusan terkait les. Orangtua hanya dapat melihat nilai-nilai pelajaran anak. Akan tetapi, anak yang paling tahu kesulitan yang dialaminya.

Toh, bila anak tidak setuju diikutkan suatu les, kita masih bisa mengajaknya berdiskusi. Misalnya, anak yang benci matematika gak mau ikut les pelajaran tersebut. Orangtua dapat menghibur sembari memengaruhi anak.

Katakan bahwa les matematika gak dimaksudkan agar ia menjadi juara dalam pelajaran tersebut. Cukup supaya nilai matematikanya tak terlalu rendah. Dengan begitu, anak tidak kesulitan buat naik kelas. 

Sulit untuk anak selalu mempertahankan apalagi meningkatkan nilai pelajarannya selama masa sekolah. Walaupun orangtua punya kewajiban buat terus memotivasi, kita juga perlu membiasakan diri dengan hal ini. Nilai gak selalu tinggi tidak apa-apa asalkan anak tetap mau belajar.

Baca Juga : cara agar pikiran negatif gak melulu bertahan lama

SUMOQQ GAME KARTU ONLINE TERBAIK DAN TERPERCAYA DI ASIA

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *