Penyebab Seseorang Menangis saat Tidur

8 Penyebab Seseorang Menangis saat Tidur, Sering Tak Disadari
Penyebab Seseorang Menangis saat Tidur

Website terbesar dan terpercaya Penyebab Seseorang Menangis saat Tidur Menangis saat tidur dapat terjadi pada bayi, anak-anak, orang dewasa, bahkan lansia. Namun, bangun tidur dengan keadaan air mata berlinang bisa terasa membingungkan. Belum lagi jika masalah menangis saat tidur terbilang cukup sering terjadi.

Apakah kamu sedang berada dalam situasi demikian? Kamu bahkan bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab yang mendasarinya? Berikut adalah beberapa kemungkinan yang dapat mendasari seseorang menangis saat tidur.

Mimpi buruk

Siapa pun bisa mengalami mimpi buruk. Terbangun dari mimpi buruk dapat memicu perasaan kesal, gelisah, terguncang, dan bahkan ketakutan. Apabila efeknya sangat kuat, individu yang bersangkutan bisa terbangun sembari berlinang air mata.

Studi dalam Sleep Medicine Reviews tahun 2017 menjelaskan, mimpi buruk berkaitan dengan cara seseorang memproses emosi dan stres yang berlebihan. Selain itu, juga ada hubungannya dengan situasi yang tidak menguntungkan serta perasaan cemas menghadapi kejadian di waktu mendatang.

Night terror

Night terror di tandai dengan perasaan ketakutan, tindakan berteriak, bahkan sampai memukul-mukul saat sedang tertidur. Kasus ini juga sering di sertai dengan aktivitas berjalan sambil tidur atau bahkan menangis.

Night terror merupakan parasomnia atau gangguan tidur yang tidak dapat dii ngat ketika orang yang bersangkutan terbangun. Masalah ini lebih sering di alami oleh anak-anak ketimbang orang dewasa.

Ini sejalan dengan artikel ilmiah bertajuk Night Terrors yang terbit tahun 2022. Dalam artikel tersebut di jelaskan, night terror paling sering terjadi pada anak usia 3 sampai 7 tahun. Sementara itu, durasinya bisa berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit.

Stres dan kecemasan

Dinamika kehidupan yang kompleks seperti permasalahan keluarga, pekerjaan, kesehatan, serta persoalan finansial bisa memicu stres dan kecemasan pada sebagian besar orang. Ketika permasalahan hidup terus-menerus menerpa, maka secara otomatis tubuh akan memprosesnya.

Saat tidur, otak akan bekerja untuk membentuk ingatan emosional, mengembangkan perilaku empatik, dan memodulasi reaktivitas emosional. Sementara stres dan kecemasan yang di alami dapat termanifestasi sebagai tangisan tidur.

Depresi

gangguan suasana hati yang d ikaitkan dengan perasaan sedih, putus asa, serta kehilangan minat dalam aktivitas yang dulunya terasa menyenangkan. dan masalah tidur nyatanya memiliki korelasi signifikan yang telah teruji secara ilmiah.

Studi dalam Dialogues in Clinical Neuroscience tahun 2008 mengungkap, salah satu gejala depresi adalah menangis tanpa alasan yang jelas. Kondisi demikian bahkan dapat terjadi ketika individu yang mengalaminya sedang berada pada fase tidur.

Morning depression

Morning depression atau depresi pagi dikenal sebagai variasi suasana hati di urnalitas (aktif pada pagi hari). Kondisi ini merupakan bentuk depresi yang terjadi ketika seseorang bangun di pagi hari.

Gejala morning depression termasuk tidur lebih lama dari biasanya, frustrasi, munculnya perasaan kesal, penurunan tingkat energi, serta memiliki pandangan buruk tentang hari itu. Para ahli menduga bahwa masalah ini berhubungan dengan ritme sirkadian.

Ritme sirkadian adalah siklus tidur-bangun alami tubuh yang memiliki peran penting untuk menangkap sinyal waktu tidur di malam hari dan bangun di pagi hari. Jika ritme ini terganggu, maka bukan tidak mungkin seseorang bisa menangis ketika tidur atau saat bangun.

Mengalami emosi atau kesedihan yang tertahan

Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang berbeda-beda. Pengalaman hidup yang menyedihkan seperti tertimpa musibah, kecelakaan, bencana, atau di tinggal mati orang terdekat pasti meninggalkan kesan mendalam.

Beberapa orang dapat mengekspresikan emosi yang dir asakan, salah satunya dengan menangis. Sementara yang lain cenderung menahan, menekan, atau memilih lari dari kenyataan yang menyakitkan. Namun, mereka mungkin lupa kalau alam bawah sadar menyimpan beragam memori yang tidak pernah d isadari.

Orang yang berada dalam situasi kesedihan yang dit ahan lebih mungkin menangis saat tidur. Sering kali apa yang terjadi tidak pernah terbesit dalam benak dan bahkan tidak d iinginkan.

Parasomnia

Parasomnia adalah kategori gangguan tidur yang mencakup sleepwalking atau tidur sambil berjalan dan sleeptalking atau mengigau. Seseorang yang mengalami parasomnia secara fisik akan mewujudkan mimpinya dalam kehidupan nyata termasuk menangis.

Jika kamu memiliki gangguan tidur ini, kemungkinan besar kamu juga akan mengalaminya. Perlu di ingat bahwa parasomnia bisa memburuk akibat stres, kecemasan, dan perubahan pada kebiasaan tidur.

Demensia

Demensia telah d ikaitkan dengan gangguan tidur. Studi dalam Nature Communications tahun 2021 menjelaskan, masalah tidur akibat demensia berpotensi terjadi karena terganggunya siklus tidur-bangun yang di sebabkan oleh degenerasi hipotalamus dan batang otak.

Orang-orang yang menderita demensia telah melaporkan mengalami kesulitan tidur nyenyak, lebih sering tidur siang, mudah tersinggung di malam hari, serta sering terbangun di malam hari. Singkatnya, orang dengan diagnosis demensia bisa terbangun sembari menangis yang biasanya berkaitan dengan unsur emosional.

Sesekali menangis saat tidur bukan sesuatu yang perlu di khawatirkan. Bagaimanapun juga, manusia memiliki tingkat emosional yang berbeda-beda. Sementara keluarnya air mata atau menangis menjadi salah satu representasi dari jiwa yang penuh emosi.

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *