Mengenang Kiprah Si Buaya Darat Yang Melegenda

Mengenang Kiprah Si Buaya Darat Yang Melegenda

Sumoqq Lounge Mengenang Kiprah Si Buaya Darat Yang Melegenda Truk ini lebih dulu hadir di Indonesia sebelum adanya Mercy Bagong, kalian sudah baca judulnya kan ? Kalian tidak salah baca, truk yang akan ane bahas kali ini bernama “Buaya”. Orang Indonesia memang sering menamai seenak udelnya nama kendaraan dari luar negeri, dengan alasan mereka susah mengucapkan nama asli kendaraan tersebut. Dan truk ini adalah korban kesekian dari kendaraan yang dapat nama aneh dari orang Indonesia, mari sama-sama kita simak pembahasannya bersama.

SEJARAH

Pada tahun 1960 sampai 1970-an, truk dengan hidung atau moncong panjang masih cukup banyak ditemui di jalanan Indonesia. Seiring perkembangan zaman, truk jenis ini tergeser dengan kehadiran truk tanpa hidung. Truk modern tanpa moncong biasa disebut sebagai Cabin Over Engine (COE), yang menawarkan kapasitas bak lebih besar tanpa harus menambahkan panjang kendaraan, dengan menambah moncong atau hidung pada bagian depan.

Dibagian moncong atau hidung inilah, biasanya mesin dari truk tersebut dipasang gan sist. Kalau truk modern, rata-rata mesinnya berada dibawah jok pengemudi.

Merek beken seperti Chevrolet, Ford, GMC, Dodge dan Bedford dulu menghiasi jalanan Indonesia pada masanya. Termasuk didalamnya Sang Buaya, merupakan truk buatan pabrikan asal Jepang, yang bernama Toyota.

Alasan kenapa truk Toyota mendapat julukan Buaya, karena dulu truk ini memiliki moncong panjang yang mirip dengan buaya. Pada bagian depan truk yang memanjang, mengingatkan kita akan bentuk moncong buaya yang menganga itu.

Truk ini juga ane sebut sebagai “Buaya Darat”, tapi dalam artian yang berbeda. Dimana kehadiran truk yang memiliki moncong mirip buaya ini, sering ane temui dijalanan. Membuat ane kadang menyebutnya sebagai “Buaya Darat”, karena truk ini lebih eksis didaratan. Beda dengan buaya asli yang eksis di darat maupun air.

Mengenang-Kiprah-Si-Buaya

Dibagian moncong depan biasanya tertanam mesin dari truk ini, rata-rata desain truk era 1960-an memang memiliki moncong panjang untuk tempat mesinnya. Dan ini menjadi desain yang banyak digunakan diseluruh dunia waktu itu, desain moncong ini populer digunakan sebagai truk militer pada masanya. Truk jenis moncong buaya ini, dulu kerap dioperasikan oleh pihak tentara dari berbagai negara, untuk kendaraan pengangkut pasukannya.

Nama asli dari truk ini sebenarnya adalah Toyota FA100 dan Toyota DA100. FA100 sendiri adalah truk dengan bahan bakar bensin, yang ditanami mesin dengan kode 1F, 6 silinder, dengan kapasitas mesin 3.878 cc. Tipe lainnya berkode mesin 2F, dengan kapasitas mesin 4.230 cc. FA sendiri adalah kode untuk mesin berbahan bakar bensin, tipe bensin ini dilengkapi transmisi manual 4 percepatan. Lebih gilanya lagi, varian mesin bensin FA110 ini bisa membawa muatan maksimal mencapai 10 ton.

Toyota memberi facelift pada seri ini pada tahun 1976, versi facelift memiliki warna kabin (kepala) hijau lumut, lampu seinnya pun mirip dengan milik Toyota FJ40. Kalau kalian asing dengan nama FJ40, mobil ini disini sering disebut sebagai mobil penculik. Tentu masih ingat kan dengan mobil ini ?

Mengenang Kiprah Si Buaya Tambahan lainnya dari versi ini adalah adanya grill dengan empat palang tengah, diapit oleh enam palang di kedua sisinya. Mesinnya mendapat pembaruan, dan lebih terasa bertenaga sebagai transportasi truk kelas berat.

FYI gan sist, rata-rata truk zaman dulu memang masih berbahan bakar bensin. Sebelum akhirnya truk dengan bbm bensin punah dari peredaran, ketika pabrikan asal Jerman, Mercedes Benz. Mulai memperkenalkan mesin diesel dengan bbm solar yang lebih irit pada dunia, mulai tahun 1960-an. Dan produk Mercy dengan mesin dieselnya, mulai masuk tanah air pada tahun 1970-an. Masuknya mesin diesel Mercy ke Indonesia, hampir bersamaan dengan masuknya Toyota Buaya ke Indonesia.

Selain menghadirkan varian mesin dengan bbm bensin, Toyota juga menghadirkan mesin dieselnya. Mesin ini biasa disebut sebagai Toyota DA100 dengan kode mesin 2D, 6 silinder, dengan kapasitas mesin 6.494 cc. DA sendiri merupakan kode untuk mesin dengan bbm solar, tipe ini diberi sistem transmisi manual 5 percepatan.

Mengenang Kiprah Si Buaya Tenaga yang dihasilkan mesin diesel ini jauh lebih besar, yakni mencapai 140 ps. Versi diesel dengan tenaga besar ini terdapat pada seri DA110 dan DA110H.

Tipe DA110 H adalah varian khusus yang ada di Indonesia, dilengkapi dengan rem AOH (Air Over Hydraulic). AOH sendiri adalah sistem pengereman, yang menggunakan sistem minyak rem yang digabungkan dengan tambahan udara bertekanan tinggi.

Mengenang-Kiprah-Si-Buaya

Selain itu Toyota membuat gardan dengan kapasitas yang lebih besar. Si Buaya versi diesel, masih menggunakan sistem pembakaran indirect injection, salah satu kelemahan sistem ini adalah konsumsi bbmnya akan sedikit agak boros. Tipe dieselnya lebih gila lagi, dimana varian DA 110 mampu membawa beban maksimal 11,5 ton. Sementara DA110 H sendiri, mampu membawa beban maksimal mencapai 12,8 ton.

Dibaca Juga : Manfaat Buah Ara untuk Kesehatan Tubuh

SUMBER :  Agen Poker

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *