Jorge Martin: Jatuh di Indonesia Masih Menyakitkan

Jorge Martin: Jatuh di Indonesia Masih Menyakitkan

Jorge Martin: Jatuh di Indonesia Masih Menyakitkan

Jorge Martin: Jatuh di Indonesia Masih Menyakitkan
SUMOQQ LOUNGE – Jorge Martin tampil kuat pada banyak balapan MotoGP 2023. Mengendarai Ducati Desmosedici GP23, Martin menang 9 kali pada sesi sprint race dan 4 kali pada sesi main race. Dengan hasil tersebut, tak heran jika ia menjadi runner-up kejuaraan musim ini. 

Pembalap Prima Pramac Racing Team itu sejatinya punya kesempatan besar untuk jadi juara dunia. Faktanya, ia pernah memimpin klasemen usai menang sprint race pada seri Indonesia. Sayangnya, itu tak berlangsung lama.

Martin kemudian melakukan dua kesalahan serius saat main race. Pembalap asal Madrid ini terjatuh saat memimpin balapan pada seri Indonsia. Lalu, Martin hanya finis P5 pada seri Australia karena salah memilih ban. Padahal, balapan utama menawarkan poin yang signifkan dalam perebutan gelar.

1. Jorge Martin kehilangan gelar sejak sebelum seri terakhir

Jorge Martin: Jatuh di Indonesia Masih Menyakitkan

Blunder lain terjadi pada seri pemungkas di Sirkuit Ricardo Tormo. Meski menang pada sesi sprint, Jorge Martin tak menuntaskan balapan saat main race karena terjatuh. Harapannya untuk merebut titel pun kandas.

Merujuk kepada performanya, Martin merasa tak kehilangan gelar di Valencia. Spaniard merasa gagal merebut titel karena tak mampu merebut poin pada beberapa seri sebelumnya. Serangkaian blunder yang harus di bayar mahal.

“Aku tidak kehilangan gelar pada balapan terakhir. Ini adalah musim yang panjang dan segalanya bisa terjadi. Aku pernah mendekati (poin pemuncak klasemen), lalu menjauh lagi,” kata Martin seperti di lansir Corsedimoto.

2. Jatuh di main race seri MotoGP Indonesia jadi momen menyakitkan

Jorge Martin: Jatuh di Indonesia Masih Menyakitkan

Di antara banyak kesalahan yang dilakukan, Jorge Martin tak akan lupa getirnya terjatuh pada seri Indonesia. Di Sirkuit Mandalika, sejatinya Martin tampil dominan. Saat main race, ia sempat memimpin dengan selisih mencapai 3 detik. Sayangnya, Martinator terjatuh pada lap 13 dan kehilangan 25 poin.

“Tahun ini aku membuat langkah besar jika dibandingkan tahun lalu. Itu karena aku banyak terjatuh dan dari situ aku belajar ketekunan. Namun, salah satu yang masih sangat menyakitkanku adalah saat balapan di Indonesia,” ujar pembalap independen terbaik ini.

Martin tahu saat itu ia membalap tanpa strategi. Ia ingin menunjukkan kepada rivalnya, Francesco Bagnaia, bahwa ia adalah pembalap yang lebih baik. Namun, arogansi tersebut malah berujung menyakitkan.

“Aku unggul 3 detik dan, tentu saja, dengan hasil itu aku bisa memenangi kejuaraan dunia. Aku merasa sangat superior, ingin mempermalukan mereka, dan itu membuatku gagal.

3. Jorge Martin akan lebih mematangkan strategi balapnya untuk musim depan

Jorge Martin: Jatuh di Indonesia Masih Menyakitkan

Jorge Martin kini sadar bahwa membalap dengan mengandalkan insting saja tidak cukup. Ia tetap perlu menggunakan akal dan strategi untuk mengalahkan Francesco Bagnaia atau siapa pun rivalnya nanti. Dari pengalaman musim ini, Martin ingin makin dewasa, siap mental, dan siap memburu gelar juara dunia dengan persiapan yang lebih matang.

“Ada ribuan hal yang perlu dipikirkan. Dalam sebuah balapan banyak sekali yang harus diatur, bukan hanya menarik gas. Aku harus berpikir manajemen dan strategi. Itu kenapa aku banyak menang saat sprint, karena itu murni kecepatan dan naluri, itulah kekuatanku,” kata Martinator.

Martin tetap puas dengan pencapaiannya sebagai runner-up kejuaraan. Ia mengaku bahwa tujuannya pada awal tahun adalah mencapai peringkat tiga besar klasemen. Meski kehilangan gelar, pada akhirnya ia mencapai targetnya.

Untuk MotoGP 2024, Jorge Martin akan berjuang untuk kejuaraan. Dengan pengalaman yang ia punya, Martin punya kans besar untuk meraih titel. Akankah itu menjadi kenyataan?

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *