Tanda Kalian Mempraktikkan Pola Tiger Parenting pada Anak

Tanda Kalian Mempraktikkan Pola Tiger Parenting pada Anak

Sumoqq Lounge– Tanda Kalian Mempraktikkan Pola Tiger Parenting pada Anak, Kalian bisa jadi telah gak asing lagi dengan pola asuh di mana orangtua berambisi menjadikan anaknya unggul di seluruh bidang. Orangtua mau senantiasa mengendalikan serta membuat anak dapat penuhi harapannya yang besar. Pola asuh harimau ataupun tiger parenting cenderung gak membagikan ruang buat kanak- kanak dapat menegosiasikan kemauan, rencana, serta cita- citanya.

Kerap kali, orangtua gak sadar kalau dirinya mempraktikkan pola asuh harimau. Mereka cuma mau yang terbaik buat anak- anaknya, tanpa sempat menanyakan perihal yang di idamkan oleh mereka. Nah, di dasar ini terdapat sebagian karakteristik tiger parenting. Ayo, ikuti!

Mempraktikkan ketentuan yang sangat ketat

Tanda Kalian Mempraktikkan Pola Tiger Parenting pada Anak

Tanda Kalian Mempraktikkan Pola Tiger Parenting pada Anak, tiap ketentuan yang orangtua terapkan tentu mempunyai tujuan yang baik buat anaknya. Biasanya, orangtua mau anaknya dapat berkembang jadi wujud yang disiplin serta bertanggung jawab. Tetapi, untuk orangtua yang mempraktikkan pola tiger parenting, cenderung mempraktikkan ketentuan yang kelewatan.

Di kutip dari Verywellmind, Katharine Chan, seseorang penulis novel topik parenting, menarangkan, pola asuh harimau fokus pada kerja keras jangka panjang supaya anaknya dapat berhasil di masa depan. Perihal tersebut pula gak tidak sering mereka jalani dengan mempertaruhkan penyeimbang hidupnya.

Menggantungkan harapan besar pada anak

Tanda Kalian Mempraktikkan Pola Tiger Parenting pada Anak

Orangtua yang mempraktikkan tiger parenting pula senantiasa menggantungkan harapan besar untuk anak- anaknya. Chan mengemukakan, orangtua tipe ini menuntut anak- anaknya buat berprestasi serta membagikan upaya terbaik untuk seluruh perihal. Kegagalan yang di rasakan oleh anak di kira hendak membuat malu keluarga.

Sehingga, salah satu karakteristik yang sangat nampak merupakan, tiger parenting senantiasa memforsir anaknya menghabiskan nyaris segala waktunya buat pekerjaan sekolah, belajar, berlatih ekstrakurikuler, serta sebagainya. Mereka menuntut anaknya supaya dapat masuk di universitas bergengsi, menjuarai bermacam kompetisi, sampai berhasil bekerja di bidang tertentu.

Gak mengizinkan anak mempunyai sahabat bermain

Gak mengizinkan anak mempunyai sahabat bermain

Tekad besar yang di punyai oleh tiger parents pula membuat anak gak dapat mempunyai sahabat bermain. Mereka berpikir kalau, mempunyai sahabat bermain cuma hendak membuang- buang waktu anaknya serta buatnya gak fokus belajar. Umumnya, orangtua hendak membagikan segudang alibi kenapa anaknya gak boleh bermain serta wajib fokus pada cita- citanya saja.

Sangat kompetitif

Sangat kompetitif

Gak terdapat yang salah dengan mendidik anak mempunyai perilaku yang kompetitif. Sebab, itu dapat membuat ia berupaya buat jadi yang terbaik dalam tiap peluang. Kalian bisa jadi sangat mau serta berharap kalau, anakmu dapat memenangkan medali dalam olimpiade yang di ikutinya. Sehingga, kalian terus menunjang serta mendesak dia supaya dapat berupaya lebih keras.

Perihal tersebut sangat normal di coba oleh orangtua. Tetapi, hendak sangat kurang baik bila di coba secara kelewatan. Matthew menuturkan kalau, seseorang tiger parents hendak menikmati” kemenangan” yang di raih oleh anaknya, serta merasa hampa di kala ia kalah.

Telah bukan rahasia lagi bila dalam game, senantiasa terdapat pihak yang memanglah serta kalah. Perihal tersebut sangat normal terjalin. Sehingga, alih- alih menyalahkan anak, selaku orangtua telah sepatutnya kalian membagikan sokongan mental supaya anak merasa di hargai. Hendak kerja kerasnya serta membuat dia lebih bergairah buat kompetisi berikutnya.

Melaksanakan pendekatan berbasis rasa takut

Melaksanakan pendekatan berbasis rasa takut

Orangtua dengan pola asuh harimau pula tetap senantiasa menempatkan dirinya dalam posisi otoritas, tiger parenting senantiasa mengharapkan supaya anak dapat menghormati orangtua. Chan mengatakan, kanak- kanak wajib senantiasa menjajaki pendapatnya. Bila gak sepakat, mereka hendak didisiplinkan dengan ancaman emosional ataupun hukuman raga.

Salah satu sikap yang bisa jadi kerap kalian temui merupakan, orangtua yang membuang mainan kesukaan anaknya, gak membagikan santapan, ataupun memukul anak di kala mereka membengkang perintahnya. Orangtua melaksanakan aksi tersebut supaya anak dapat menuruti seluruh perintahnya tanpa sempat ingin menguasai posisi anaknya.

Tiap orangtua tentu mempunyai harapan supaya anaknya dapat jadi wujud yang terbaik. Tetapi, terkadang mereka gak sadar sudah melukai anaknya terhadap pola asuh yang di terapkan. Sebagian karakteristik dari tiger parenting di atas dapat di jadikan selaku bahan intropeksi supaya dapat lebih baik lagi. Semangat!

SUMBER Kabar: SUMOQQ ONLINE

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *