Bumi Kita Semakin Tua, Masihkah Kita Lupa pada Sang Pencipta?

Bumi Kita Semakin Tua, Masihkah Kita Lupa pada Sang Pencipta?

SumoQQLounge Bumi Kita Semakin Tua akhir-akhir ini bumi kita sedang mengalami sakit. Ya, bumi kita memang sudah tua, menurut estimasi umur bebatuan, planet yang kita tempati ini sudah terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Sudah sangat tua, bukan? Layaknya manusia yang sudah tua, pasti sering mengalami sakit dan tentunya ada masanya pergi. Begitu pun dengan bumi, sering mengalami sakit dan suatu saat nanti akan ada masanya bumi kita lelah dan tutup mata. Entah, kapan itu yang pasti sebagai manusia kita hanya wajib berjaga-jaga dan siapkan bekal.

Selanjutnya, bumi kita kembali didera bencana, yaitu banjir lumpur panas di Sidoarjo. Sampai saat ini dikenal dengan Lumpur Lapindo (Lula) atau Lumpur Sidoarjo (Lusi). Lumpur lapindo ini merupakan peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi.

Pengeboran Lapindo Brantas Inc. di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. Terjadi pada tanggal 29 Mei 2006 dan sampai saat ini masih belum tertangani. Ane sempat mikir, kalau lumpur Lapindo terus-menerus keluar dari dalam bumi.

Tentunya dalamnya semakin kosong tak berisi. Lalu, nggak mampu menopang bumi, bisa-bisa pulau Jawa ambles. Ah, semoga saja semua itu nggak terjadi. Sebagai manusia hanya bisa berdoa yang terbaik. Semoga bumi kita ini baik-baik saja.

Bumi-Kita-Semakin-Tua

Bumi kita yang semakin tua ini sering sakit. Bencana terus-menerus melanda bumi tercinta ini, terutama di negara tercinta kita. GanSist masih ingatkah, gempa bumi yang terjadi pada tanggal 23 Januari 2018? Yup, gempa berkekuatan 6,1 SR terjadi di Banten.

Tak lama kemudian, gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) di awal Agustus 2018. Gempa bumi yang berpusat di darat itu pun memicu tsunami. Menyebabkan 564 orang meninggal dunia dan ribuan orang lainnya mengalami luka-luka.

Selang dua bulan kemudian, bumi kita diserang penyakit lagi, bahkan lebih parah. Gempa 7,4 SR dan tsunami terjadi di Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Bahkan terjadi hingga tiga kali gempa. Hal tersebut menyebabkan 2.113 orang meninggal dunia. Sedangkan korban luka-luka mencapai 4.612 orang.

Gempa dan tsunami sering melanda bumi kita yang semakin tua. Dengan adanya serangan sakit secara tiba-tiba ini, akankah bumi kita bisa bertahan? Ya, gempa selalu datang tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan lebih dulu. Namanya juga bencana. Setelah gempa dan tsunami di Lombok dan Palu, kembali gempa tiba di belahan kota lain. Gempa dipicu oleh aktivitas anak gunung Krakatau di Selat Sunda, terjadi di Banten dan Lampung pada 21 Desember 2018 kemarin, menyebabkan setidaknya 229 orang meninggal dunia, 408 orang dinyatakan hilang, dan 720 orang mengalami luka-luka.

Kemudian, tahun ini bumi kita kembali dilanda penyakit yang begitu berbahaya dan ditakuti oleh hampir di seluruh negara di penjuru dunia. Ya, virus Covid-19 merupakan bencana non alam yang melanda dunia.

Bumi Kita Semakin Tua Virus ini bermula dari kota Wuhan-Tiongkok dan menyebar ke Seluruh Dunia.

Penyebaran yang begitu cepat hingga pada tanggal 2 Maret 2020 Presiden Jokowi mengumumkan untuk pertama kalinya warga Indonesia ada yang positif terjangkit virus Covid-19, sebanyak dua orang. Lalu, semakin lama virus menyebar dengan cepat dan korban semakin banyak dan meninggal. Bahkan, para medis pun banyak yang tumbang dan tak sedikit yang meninggal.

Bandarq Terpercaya  Quote:Sampai saat ini virus Covid-19 di Indonesia belum juga berakhir. Virus ini memberi dampak yang luar biasa, perekonomian yang sulit, anak-anak sekolah libur yang awalnya hanya 14 hari, kini terus diperpanjang bertahap setiap satu minggu. Lalu, ada kebijakan pemerintah tentang PSBB secara besar-besaran, semua itu demi mencegah penyebaran corona yang semakin meluas di Indonesia.

Lalu, saat pandemi belum teratasi beberapa hari lalu, bumi kita yang sudah tua kembali dilanda penyakit. Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda, Lampung, mengalami erupsi pada Jumat, 10 April 2020, kira-kira pukul 22.35 WIB. Meletusnya Gunung Anak Krakatau menyemburkan abu vulkanis setinggi 500 meter di atas permukaan laut. Saat ini Gunung Anak Krakatau masih berstatus waspada.

Bumi-Kita-Semakin-Tua

Kabarnya, bertepatan dengan itu, enam gunung di Indonesia yaitu Gunung Kerinci (Pulau Sumatera), Gunung Krakatau (Selat Sunda), Gunung Merapi dan Semeru (Pulau Jawa), serta Gunung Ibu dan Dukono (Maluku) meletus dalam waktu yang hampir bersamaan pada Sabtu, 11 April 2020 jelang Subuh.

Entah, apalagi yang akan terjadi di tahun 2020 ini. Meski terdengar simpang siur kabar yang katanya pada pertengahan Ramadan tahun ini akan terjadi meteor. Terlepas percaya atau tidak, ane sebagai manusia biasa hanya berdoa semoga tidak terjadi hal-hal yang berbahaya. Semoga pandemi yang terjadi saat ini segera berlalu. Rindu masa-masa bisa keluar tanpa rasa takut dan was-was.

Yang pasti GanSist, bumi kita sekarang ini memang sudah sangat tua. Zaman sudah berada di akhir, marilah kita pergunakan untuk bermuhasabah diri dan memperkuat iman kita. Ane teringat ucapan para orang tua dulu ketika ane masih kecil, “Bajulmati dadi kuto, Suroboyo dadi segoro.” (Bajulmati (pantai selatan Bajulmati) jadi kota, Surabaya jadi laut). Ane merenungi ucapan para orang tua itu dan sekarang sudah terjadi apa yang diucapkan oleh nenek moyang itu. Ya, Pantai Bajulmati sekarang ramai dan seperti kota, pembangunan terus berlanjut, adanya jalur pantai selatan. Bahkan, sudah ada beberapa penginapan seperti hotel. Sedangkan di Surabaya ada lautan lumpur.

Ah, mengingat itu semua ane jadi takut. Bumi kita ini memang sudah tua. Kita sudah berada di akhir zaman. Lalu, masihkah kita lalai menghadap pada Sang Pencipta?

Dibaca Juga : Khasiat Blueberry untuk Kesehatan dan Kecantikan

ADMIN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *